Pameran di Student Centre Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini dalam rangka menyemarakkan Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli. "Pameran ini juga sebagai ungkapan rasa terima kasih para seniman kepada peradaban Islam yang telah mewarnai clan menjadi inspirasi penciptaan karya seni," tutur Hamzah salah satu perupa.
Lukisan Matahari Tak Boleh Ingkar Janji Karya Nasirun |
Pameran itu menampilkan karya-karya terbaik dalam dua dimensi dan tiga dimensi dari 30 perupa terkenal di dunia seni rupa Indonesia, yakni Amri Yahya (alm), Ages Kamal, Albara, Ashady, Bambang AP, Darvies Rasidi, Edi Sunarso, Elvis. dan Godod Sutejo. Selain itu, Hendra Buana, Harsono, Hamzah, Kamiran Suryadi, Komroden, Mujar Sanskerta, Nasirun, Robert Nasrullah, Rispul, Syaiful Adnan, Syahrizal Koto, Susiknan Azhari, Tulus Warsito, Titik Sadin, Winarso, Yetmon Amir, Yasrul Sami, Yunizar, Masrizal, Zulkarnaini, dan Zulhelman.
Lukisan Pencerahan Karya Hamzah |
Dari deretan lukisan yang terpajang, ada lukisan Nasirun yang berjudul "Matahari Tak Boleh Ingkar Janji" yang seolah menjadi otokritik bagi organisasi Muhammadiyah. Selain itu, ada lukisan kaligrafi Syaiful Adnan yang menuliskan Surat al Ma'un di bawah logo Muhammadiyah yang sedang bersinar. Lukisan ini berjudul "Melintasi Zaman". Berikutnya ada saputan kanvas Hamzah yang berjudul "Pencerahan". Sebuah lukisan hati yang mencair dan meneteskan pencerahan.
Lukisan Melintas Zaman Karya Syaiful Adnan |
Tiga lukisan ini seolah sedang berdialog, Muhammadiyah harus tetap bersinar untuk semua umat di abad kedua ini.
No comments:
Post a Comment