Wednesday, September 8, 2010

Matahari Tak Boleh Ingkar Janji

Tak semua pelukis mahir menggoreskan kuas dengan filosofi Islam. Lalu, tak se­mua kolektor lukisan me­nyukai lukisan Islami. Pameran seni rupa bertajuk 'Kedamaian Hati' yang menampilkan puluhan karya dari 30 perupa ini bermaksud memperkenal­kan kekayaan dan keindahan seni rupa Islami.

Pameran di Student Centre Universi­tas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini dalam rangka menyemarakkan Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli. "Pameran ini juga se­bagai ungkapan rasa terima kasih para seniman kepada peradaban Islam yang telah mewarnai clan menjadi inspirasi penciptaan karya seni," tutur Hamzah salah satu perupa.

Lukisan Matahari Tak Boleh Ingkar Janji Karya Nasirun

Pameran itu menampilkan karya-karya terbaik dalam dua dimensi dan tiga dimensi dari 30 perupa terkenal di dunia seni rupa Indonesia, yakni Amri Yahya (alm), Ages Kamal, Albara, Ashady, Bambang AP, Darvies Rasidi, Edi Sunarso, Elvis. dan Godod Sutejo. Selain itu, Hendra Buana, Harsono, Hamzah, Kamiran Suryadi, Komroden, Mujar Sanskerta, Nasirun, Robert Nas­rullah, Rispul, Syaiful Adnan, Syahrizal Koto, Susiknan Azhari, Tulus Warsito, Titik Sadin, Winarso, Yetmon Amir, Yasrul Sami, Yunizar, Masrizal, Zulkar­naini, dan Zulhelman.

Lukisan Pencerahan Karya Hamzah


Dari deretan lukisan yang ter­pajang, ada lukisan Nasirun yang berjudul "Matahari Tak Boleh Ingkar Janji" yang seolah menjadi otokritik bagi organisasi Muhammadiyah. Selain itu, ada lukisan kaligrafi Syai­ful Adnan yang menuliskan Surat al Ma'un di bawah logo Muhammadiyah yang sedang bersinar. Lukisan ini ber­judul "Melintasi Zaman". Berikutnya ada saputan kanvas Hamzah yang berjudul "Pencerahan". Sebuah lukisan hati yang mencair dan meneteskan pencerahan.


Lukisan Melintas Zaman Karya Syaiful Adnan

Tiga lukisan ini seolah sedang ber­dialog, Muhammadiyah harus tetap ber­sinar untuk semua umat di abad kedua ini.

No comments:

Post a Comment