Alhamdulillah, tahun ini umat Islam dapat kembali serempak memulai ibadah puasa. Kepastian bahwa hari Rabu (11/8) adalah awal puasa, diperoleh setelah para ahli hisab bersepakat bahwa ijtimak terjadi pada 29 Sya'ban 1431 Hijriyah, bertepatan dengan 10 Agustus 2010 Miladiyah. Ketinggian hilal saat matahari terbenam hari itu dipastikan sudah di atas ufuk 2 derajat lebih tinggi posisinya.
Bulan Ramadhan yang bagi umat Islam merupakan bulan istimewa, patut disambut dengan gembira oleh kita semua. Keberkahannya kita isi dengan beragam kegiatan mulia, baik dalam konteks hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Di tengah suasana kehidupan yang kian gerah, kehadiran bulan Ramadhan semoga bisa menjadi penyejuk hati kita semua.
Kedatangan Ramadhan yang bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-65 juga diharapkan bisa jadi pengingat kembali bahwa anugerah Ilahi itu seyogyanya disyukuri dengan cara-cara yang terpuji pula. Praktik-praktik korupsi dan kolusi serta kemungkaran lainnya yang menjadikan bangsa ini sengsara, mari kita perangi bersama. Tentu saja harus dimulai dari diri kita semua.
Ramadhan adalah sebuah sarana, yang disediakan oleh Allah bagi umat manusia untuk meningkatkan kualitas diri agar menjadi orang-orang yang bertaqwa. Di bulan Ramadhan kita bukan hanya dilatih untuk mengalahkan diri sendiri tapi juga agar peduli dengan sesama. Kendati dalam berpuasa yang menahan haus dan lapar adalah fisik kita, hakikatnya yang dilatih adalah jiwa kita.
Menjadi orang yang bertagwa adalah tujuan dari puasa. Namun tidak berarti bahwa orang yang merasa sudah bertagwa tidak perlu berpuasa. Karena yang demikian itu tidak ada contohnya. Nabi Muhammad sendiri juga tetap berpuasa, padahal beliau jelas-jelas lebih bertagwa dibanding kita semua. Seperti halnya ibadah maghdlah lainnya, tidak akan otomatis gugur hanya lantaran merasa sudah tercapai tujuannya.
Ukuran keberhasilan berpuasa dijelaskan oleh Allah dalam empat ciri orang yang bertagwa. Seperti disebutkan dalam al-Quran Surat Ali Imran ayat 134-135 bahwa tanda-tanda orang-orang bertaqwa adalah pertama, gemar bersedekah, baik di kala gembira maupun susah. Jika dengan berpuasa seseorang menjadi lebih dermawan daripada sebelumnya, berarti telah memperoleh salah satu dari tanda keberhasilan ibadah puasa.
Kedua, mampu menahan amarah. Artinya jika selama dan sesudah puasa seseorang dapat mengendalikan emosinya, itu pertanda berhasil puasanya. Ketiga, memaafkan kesalahan sesama. Puasa mengharuskan kita bisa memaafkan kesalahan orang lain tanpa menghilangkan sangsi hukum yang memang harus diterima seseorang akibat kesalahan mereka. Keempat, jika melakukan perbuatan dosa (keji dan dzalim) segera bertaubat dan tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Pertanyaannya, bisakah kita menggapainya? Tentu harapannya harus bisa. Syaratnya, setelah niat ikhlas ditancapkan dan ikhtiar kuat dilakukan sesuai dengan syariatnya, kita tinggal melihat bersama apakah perilaku kita selama dan setelah Ramadhan mencerminkan empat hal yang menjadi ciri orang bertagwa. Jika belum berubah, tantangan bagi kita untuk lebih giat lagi mengupayakannya.
Akhirnya, kami para awak MATAN juga patut bersyukur kepada Allah, karena bersamaan dengan umat Islam menjalani ibadah puasa, majalah yang diterbitkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini dapat menapaki tahun kelima. Semoga panjang usia dan membawa berkah.
No comments:
Post a Comment