Monday, September 6, 2010

China-Islam-Indonesia

Judul Buku:
Menghidupkan Kembali Jalur Sutra Baru
Penulis:
Ikhsan Tanggok, dkk.
Penerbit:
Gramedia, Jakarta
Tebal:
xvi + 214 halaman

Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sudah umum diketahui orang. Tapi, mungkin tidak banyak orang menyadari bahwa Indonesia adalah juga "China Town" terbesar di dunia. Singapura yang mayoritas China pun tidak begitu berarti dibandingkan Indonesia. Begitu pula dengan negara-negara ASEAN lainnya. Namun demikian, Hermawan Kartajaya - President World Marketing Association - tidak melihat potensi terjadinya clash of civilization antara Muslim Indonesia dengan keturunan Tionghoa kecuali kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompok (hal. vii).

Menurut Ikhsan Tanggok, profesorAntropologi Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, selain orang-orang Arab dan Persia, orang-orang China pun memiliki andil besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Tidak sedikit para pedagang dan juga utusan kaisar China yang membawa dan menyebarkan Islam secara langsung kepada masyarakat (hal. 1). Dengan demikian, tidak hanya orang-orang Arab dan Persia saja yang memiliki jasa besar terhadap penyebaran Islam di Indonesia. Tetapi juga orang-orang China.

Persentuhan Islam dan China memang tidak lazim untuk diperdebatkan. Dalam literatur Islam, negeri China telah dikenal sejak zaman Rasulullah Muhammad saw. Bahkan, penyeburan negeri China dalam literatur Islam memiliki konotasi positif, yaitu berkaitan dengan tradisi musafir ilmu, tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China. Sabda itu memberi isyarat bahwa umat Islam periode awal sudah cukup mengenal China sebagai negara yang sangat jauh (dari Arab). Penyebutan "walau" menunjukkan China saat itu adalah negeri-jauh yang relatif susah dijangkau sehingga dianggap sebagai tantangan (hal. 84-85).

Setiap bagian dari buku ini memang ditulis oleh penulis yang berbeda. Namun, buku ini masih terlihat sangat utuh, karena para penulinya bukan sembarangan. Mereka adalah para tokoh intelektual terkemuka yang memiliki latar-belakang keilmuan beragam: sejarah, politik, dan antropologi. Buku ini cukup penting untuk dibaca generasi sekarang agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang perkembangan sejarah peradaban masa lalu, khusunya hubungan nusantara (muslim) dan China. [Ahmad Samudra]

No comments:

Post a Comment