Konsultan Psikologi di Lembaga Pendidikan Orang Tua dan Anak Dinar
Nama saya Rina, berusia 32 tahun. Saya telah menikah hampir 4 tahun dan belum mempunyai keturunan. Suami saya bukan tipe laki-laki yang romantis. Sejak awal pernikahan, dia selalu 'langsung' ketika berhubungan intim, sementara saya menginginkan lebih dari itu. Namun, saya tetap diam karena sadar bahwa suami kurang romantis. Menginjak usia pernikahan yang ke-4, suami malah jarang menyentuh saya. Saya sudah berusaha untuk 'agresif, tapi selalu menghindar Yang ingin saya tanyakan, bagaimana hukum suami yang menolak berhubungan intim dengan istrinya, serta salahkah jika istri terlalu agresif pada suami?
Rina, Surabaya
JAWAB
Ibu Rina yang manis, pengasuh bisa merasakan apa yang saat ini Ibu rasakan. Memang tidak nyaman, bahkan tanpa sadar kita kepinginnya marah, sedih dan bingung, karena apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Apalagi kita sudah melakukan semua cara yang sudah kita tabu dan miliki. Kami juga mengapresiasi keberanian Ibu selama ini hingga mengirimkan email pada kami, mungkin bagi sebagian perempuan hal ini masih dianggap tabu. Namun, sebenarnya inilah bukti cinta Ibu pada pasangannya.
Setiap individu yang sehat dan bermoral selalu menginginkan keluarga yang sehat lahir-batin. Bahkan dua insan yang berlainan jenis setelah melakukan ijab-qabul, maka sejak detik itu pula keduanya berharap bisa membentuk pasangan yang saling memahami, membahagiakan, berbagi, dan memiliki keturunan. Pada intinya, semua ingin membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Kepuasan seks bagi pasangan sangat dibutuhkan, meski bukan satu-satunya bumbu penyedap dalam membangun keluarga harmonis. Situasi psikologis sebelum memulai hubungan seks adalah suatu yang penting. Memunculkan hasrat suami jangan hanya dilakukan secara verbal. Dalam buku Mars and Venus in The Bedroom, John Gray menyampaikan bahwa jika agresivitas istri dilakukan terus-menerus, suami justru akan kehilangan gairah. Jika perempuan terlalu merasa bertanggung jawab untuk selalu mengajak pasangannya bercinta, pria lambat laun akan kehilangan motivasi. Sebaliknya, John Gray menjelaskan, bila istri membiasakan diri mengajak suaminya bercinta dengan cara yang tidak langsung, dia dapat menjamin suaminya menemukan kembali sisi kejantanannya. Senyuman, model pakaian, cara berdandan, wewangian, dan badan yang bersih serta canda tawa merupakan cara tidak langsung yang bisa membangkitkan gairah suami. Seperti yang Ibnu Qayyim katakan, bersenda gurau menjadi suatu aktivitas yang penting dilakukan sebelum melakukan hubungan suami istri.
Namun, hampir semua masalah sesungguhnya terletak pada komunikasi. Jadi, apakah dalam hal ini keinginan, dan ketakutan-ketakutan Ibu sudah pernah dikomunikasikan pada pasangan? Kenapa beberapa kali suami menolak? (jangan-jangan saat itu suami dalam kondisi yang tidak memungkinkan: capek, sakit, atau yang lain bukan karena tidak suka). Apakah yang sudah Ibu
lakukan bisa membuat suami menyukai?
Allah swt berfirman dalam Surat al-Baqarah: 187:
Ayat ini memberikan makna mendalam tentang kondisi sebelum melakukan hubungan seks. Pola pikir salah satu pasangan dengan pasangan lain perlu disinergikan bahwa masing-masing adalah pakaian bagi yang lain. Pakaian bisa berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Selain itu, befungsi sebagai daya tarik bagi yang melihatnya.أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُون(187) Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
[QS. al-Baqarah (2): 187]
Semoga jawaban ini bisa menjadikan pencerahan dalam merajut kebersamaan dengan pasangan tercinta.
No comments:
Post a Comment