Ketabahan atas kepergian istri merupakan hal tersulit bagi Din Syamsuddin. Berdiri takzim di dekat jenazah sang istri, Fira Beranata, Din Syamsuddin nampak sedih. Ketika mendapat kesempatan terakhir menunjukkan kasih sayangnya terhadap perempuan yang telah memberinya tiga anak itu, Din terlebih dahulu mengusap-usap kening jasad istrinya.
Tak lama, sambil memejarnkan mata, Din dengan perlahan mencium jasad sang istri. Setelah itu, diikuti tiga buah hatinya, Farazandi Fidiansyah. Mihra Dildari. dan Flardhi Farzanggi, yang bergantian mencium wajah kaku sang lbu. Setelah itu. ayah dan tiga anak lelakinya itu, bersiap mengikuti proses pemberangkatan jenazah.
Itulah prosesi kecil di rumah duka di Pejaten Elok, Jakarta Selatan, sebelum jenazah istri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu diberangkatkan ke pemakaman Tanah Kusir, Kamis (29/7) sekitar pukul 16.30 WIB. Fira meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Jakarta Medical Center, karena serangan Jantung.
Din Syamsuddin menyatakan lkhlas atas kepergian istrinya. Ia memohon kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut mendoakan almarhumah. "Kira ikhlaskan, mohon doa, sesuai sunnah Rasul kita segera makamkan di Tanah Kusir dekat lbunda Almarhumah."
Keperglan Fira itu tergolong mendadak. Karena, Din Syamsuddin dan istrinya itu, pada siang sebelumnya (287) masih makan siang bersama di sebuah rumah makan di kawasan Menteng. Ketika itu, tidak ada keluhan apa pun, hingga mereka kembali ke kediaman di Pejaten. Hari itu, kebersamaan keduanya diteruskan. Usai Ashar, ia bersama suaminya memutuskan untuk pijat refleksi berdua. Lalu, jam 17.00 WIB minum kopi bersama dan kembali ke Jalan Kemiri untuk shalat Magrib,
sebelum ke kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya 62, lalu kembali ke rumah bersama-sama.
Sebenarnya pada Kamis pagi, Din menjadi narasumber dalam sebuah seminar, tapi ada perasaan enggan menghadirinya. Sekitar pukul 10.00 wib, sang istri batuk-batuk saat berada di kamar mandi. Karena, ada rasa tidak enak badan, Fira dituntun ke kamar tidur, terus berbaring sambil diselimuti, agar lebih hangat.
Din lalu berinisiatif menelpon dokter Rumah Sakit Jakarta Medical Center. Sambil dituntun dan diringi ucapan tahlil, Fira dibawa ke rumah sakit, sampal akhirnya ajal menjemput.
Dalam pandangan bekas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir, Fira Beranata adalah sosok sederhana yang selalu mendukung penuh suaminya dalam berkiprah memajukan Muhammadiyah. "Selalu berada di belakang, mendorong dan mendukung Bang Din Syamsuddin," kata Soetrisno Bachir saat melayat di rumar duka. "Saya yakin Bang Din sangat kehilangan. Saya berdoa semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah," kata Soetrisno Bachir.
Dalam pandangan Ketua PWM Jatirn Prof Syafiq A. Mughni, peran istri Pak Din itu seperti Khadijah bagi Nabi Muhammad, yang bukan hanya mendukung secara moral atas perjuangan suaminya, tapi juga finansial.
Salah satu kesan paling mendalam bagi Din Syamsuddin, almarhumah kerap mengantarkan ke bandara, tas berisi pakaian ganti untuk bekal dirinya berdakwah ke daerah-daerah. Hal itu dilakukan istrinya lantaran dirinya sering sepulang dari acara di luar negeri, langsure menghadiri acara di daerah, tanpa sempat pulang lebih dulu.
Artis senior Astri Ivo juga memiliki catatan indah tentang Fira Beranata. Di mata sesama anggota pengajian artis, Fira adalah perempuan yang nyaman untuk diajak berdiskusi. "Saya bangga karena beliau baik banget dan enggak pernah ngomongin orang," ucap Asti Ivo. "Saya bangga, Pak Din bisa mendampingi ketika almarhumah menghembuskan nafas terakhir. Mungkin Allah ingin memberikan perpisahan indah," ujar Inneke Koesherawati, salah satu artis yang dibina Din Syamsuddin.
Sejumlah tokoh tampak ikut melayat. Ada mantan Ketua MPR RI Mohammad Amien Rais, Wapres Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pengusaha Sofyan Wanandi, mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra, dan mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin. Beberapa anggota Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah serta Pimpinan AMM juga hadir, termasuk Rektor UMM Dr Muhadjir Effendy.
No comments:
Post a Comment