Sunday, February 6, 2011

Fachrodin Bukan Ayah AR. Fachruddin!


Judul Buku:
Benteng Muhammadiyah
Penulis:
Mu'arif
Penerbit:
Suara Muhammadiyah, Yogyakarta
Cetakan:
Pertama, Mei 2010
Tebal:
xx + 332 halaman


Buku Benteng Muhammadiyah adalah buku sejarah yang mengangkat perjalanan hid-up Haji Fachrodin, salah satu tokoh Muhammadiyah yang merupakan murid langsung KH. Ahmad Dahlan. Mengapa buku ini penting? Tidak lepas dari kenyataan bahwa tidak sedikit warga Muhammadiyah yang ternyata salah mengerti tentang Fachrodin. Salah satunya ialah anggapan bahwa Haji Fachrodin ada hubungan darah dengan KH. Abdul Rozak Fachruddin, Ketua Umum PP Muhammadi­yah sebelum digantikan oleh KH. Azhar Basyir.

Seperti halnya Mu'arif, hingga kini tidak sedikit tokoh­tokoh Muhammadiyah di daerah-daerah yang masih yakin bahwa antara Haji Fachrodin dan AR. Fachruddin ada pertalian darah. Fatalnya, keyakinan itu kemudian terus-menerus di­ungkapkan di forum-forum Muhammadiyah, termasuk forum pengkaderan Angkatan Muda.

Lepas dari persoalan kesalahfahaman tersebut, lebih penting dari buku ini adalah menyadar­kan warga clan pimpinan Muham­madiyah untuk tidak abai terhadap khazanah intelektual warisan para tokoh pendiri Muhammadiyah. Yang salah satunya adalah Fach­rodin, tokoh pergerakan nasional di zamannya, dan akhimya tercatat sebagai Pahlawan Nasional. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai to­koh pers, aktivis kaum buruh dan sekaligus politikus ulung. Radius pergaulannya lugs melalui sekat­sekat ideologi, politik clan golongan.

Dalam kiprahnya di pergerakan revolusioner, Haji Fach­rodin memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Alimin, Darsono, dan Haji Misbach. Di sisi lain beliau juga dekat dengan HOS Cokroaminoto, Abdoel Moeis dan Haji Agoes Salim. Pendek kata, banyak pelajaran berharga yang bisa ditimbah dari Haji Fachrodin, termasuk dalam ber­Muhammadiyah clan menjadi orang Muhammadiyah. Ada banyak data dan informasi penting yang sangat dibutuhkan warga Muhammadiyah untuk mengetahui sejarah awal berdir­inya Muhammadiyah.

No comments:

Post a Comment