Oleh: Nur Cholis Huda
Wakil Ketua PWM Jatim
Kisah ini diambil dari bagian awal buku dwilogi 'Padang Bulan' tulisan Andrea Herata, penulis buku 'Laskar Pelangi'. Syalimah sangat gembira mendengar suaminya, Zamzami. akan memberi hadiah kejutan. "Jangan bercanda, kita orang miskin tak kenal kejutan," katanya manja. Bagi Syalimah, kejutan itu hanya milik orang kaya. Orang miskin tiap hari sudah terkejut ketika pergi ke pasar, dikejutkan harga yang terus naik.
"Sudah bertahun-tahun kau inginkan tetapi baru sekarang bisa kubelikan, maaf," kata Zamzami Kejutan apa? Zamzami tak men jawab. Sampai ketika keluar pagar dan mengayuh sepeda ke tempat kerja tidak juga dia menjawab.
Syalimah sangat mencintai suaminya, yang is kenal saat sama-sama mengaji. la tak pernah minta apa-apa. Baginya. memiliki Zamzami sudah lebih dari cukup. Keluarga adalah hartanya paling berharga.
Tengah hari sebuah mobil pick up berhenti di depan rumahnya. Dua pria menurunkan benda yang dibungkus terpal. Syalimah dengan gugup memandangi benda itu. Dia ingin menunggu anaknya pulang sekolah untuk membuka benda itu agar tidak sendiri bergembira. Tapi pulangnya masih lama. Maka dengan jantung berdebar dia dekati benda itu lalu dengan mata terpejam dia tarik terpal yang membungkusnya.
Ketika membuka mata dia terkejut bukan kepalang. Sebuah sepeda Sim King made in RRC. Dia ingat empat tahun lalu ketika hamil anak bungsunya, Syalimah bercanda kepada Zamzami, bukan meminta, jika nanti anak ini lahir, sepedanya tidak lagi cukup untuk membonceng keempat anaknya ke pasar malam.
Syalimah tak dapat menahan airmatanya karena terharu. Ternyata suaminya telah menyimpan percakapan itu bertahun–tahun dan memegangnya sebagai permintaan yang kini dipenuhi. Betapa baik hati laki-laki itu. Syalimah terisak ketika menyadari Malam nanti ada pasar malam.
Hidup anaknya perlu kejutan untuk mengalahkan rutinitas, karena rutinitas menyebabkan rasa jenuh. Terutama dalamkeluarga, perlu kejutan kecil agar hidup tetap hangar penuh gairah. Kejutan tidak harus mahal.Tapi perlu kreatif
Tetapi yang lebih penting dari kisah di atas adalah soal menikmati hidup yang bersumber dari rasa syukur. Kekayaan orang bisa tidak sama. Ada kaya dan miskin. Tetapi peluang menikmati hidup dibuat Tuhan sama. Pernahkah Anda melihat orang banyak kekayaan tetapi sedikit kegembiraan, dan orang sedikit kekayaan tetapi banyak kegembiraan?
Lihatlah Syalimah. Hadiah sepeda membuatnya gemetar dan air mata bercucuran karena luapan kegembiraan. Sementara banyak orang bisa membeli sepeda motor dengan perasaan biasa tanpa getar, bahkan membeli mobil tidak juga menggetarkan hatinya. Biasa-biasa saja.
Lihatlah seorang siswa SD yang mengelus-elus sepatu barunya dengan penuh sayang setelah bertahun-tahun memakai sepatu kekecilan dan berlubang. Sepatu baru itu hadiah dari ibunya setelah dia hafal i uz 'Amma. Itu uang hasil keringat sang ibu tiap hari menyeterika pakaian tetangga. Ibunya dari jauh memperhatikan anaknya yang mengelus sepatu. Tanpa sadar airmata gembira, meleleh membasahi pipinya.
Sementara dalam keluarga kita membeli sepatu baru bukan apa-apa, sangat biasa dan hanya memberikan kegembiraan kecil. Itupun belum tentu juga.
Seorang siswa SMP melompat-lompat gembira karena ayahnya yang kuli batu memberinya buku.kamus Bahasa Inggris. Sudah tiga tahun dia sangat ingin punya kamus Bahasa Inggris. Kelas satu dulu, dia pernah bilang kepada bapaknya. "Nanti pasti ayah belikan kalau sudah punya uang". Betapa hormat anak itu kepada ayahnya yang sampai tiga tahun tatap mengingat janjinya, lalu memenuhinya.
Kegembiraan bisa berasal dari hal-hal kecil yang kita syukuri. Ingat, bukan kegembiraan yang membuat kita bersyukur. Tetapi rasa syukur yang membuat kita gembira dan bahagia. Ingat pula, dalam hidup ini ada yang tidak bisa dibeli dengan uang yaitu kesetiaan dan perhatian. Tanpa keduanya kita hanya akan menemukan hidup yang getir.
No comments:
Post a Comment