Monday, September 13, 2010

Supremasi Pendidikan Jatim


Bersamaan dengan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (3-8/7), berbagai agenda kegiatan diselenggarakan sebagai penyemarak. Tak ketinggalan, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah seba­gai pemegang kebijakan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah, juga menvelenggarakan ajang pemberian apresiasi kepada bakat dan minat para siswa dan guru. Nama acaranya Olym­picad, singkatan dari Olympiade Ahmad Dahlan, diselenggarakan selama dua hari (1-2/7) di Universitas Muhamma­diyah Surakarta.

Olimpicad yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat provinsi ini, merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa-siswi di lingkungan Muhammadiyah. Selain itu, juga dimaksudkan untuk memacu prestasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di masing-masing se­kolah. "Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki sumber daya manusia di sekolah-sekolah Muhammadiyah, ka­rena dalam era persaingan global saat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang kompetitif," kata Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Prof DR Suyatno MPd.

Olympicad diikuti oleh beberapa perwakilan sekolah Muhammadiyah se-Indonesia. Ajang Olympicad mem­perlombakan beberapa materi pela­jaran namun tingkatan yang diujikanberbeda-beda: Matematika umuk SD/ MI, Fisika untuk SMP/Tsanawiyah dan SMA/SMK/Aliyah. Sementara itu, bagi para guru terdapat ajang menunjukkan kreativitasnya dalam membuat Karya Tulis Ilmiah (PTK). Selain itu, terdapat juga penilaian terhadap kategori guru terlama sebagai penghargaan atas jasa pengabdian mereka terhadap dunia pen­didikan dan guna memacu kreativitas guru supaya lebih inovatif dan kreatif.

Pada ajang inilah, pendidikan Mu­hammadiyah di Jawa Timur mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai sekolah yang unggul dalam prestasi. Sekaligus, ajang ini sebagai penepis anggapan bahwa pendidikan Muham­madiyah di Jawa Timur jago kandang sebagaimana yang ditorehkan dalam Olycon (The National Olympiad and In­ternational Conference), agenda tahun­an Majelis Dikdasmen PWM Jatim.

Dalam Olympicad ini, pendidikan Muhammadiyah Jatim menunjukkan style-nya sebagai daerah bermental juara. Dari 36 peserta yang diberangkat­kan: 9 siswa tingkat SDM/MIM, 9 siswa SMPM/MTsM, 9 siswa SMAM/SMKM/ MAM, dan 9 guru, 'matahari dari timer' ini berhasil mendapat 8 juara dengan kategori yang berbeda-beda. Jatim pun dinobatkan sebagai juara umum.

Di bidang Fisika tingkat SMA/MA/SMK, Jatim memperoleh tiga juara se­kaligus. Juara 1 Alfian Nur Muhammad (SMAMDA Sidoarjo), Juara 2 Adi Santoso (SMAM Brondong, Lamongan), dan juaraharapan 1 Nailul Maunah dari Madrasah Aliyah Pondok Modem Muhammadiyah Paciran, Lamongan sebagai pengganti Ahenia Nur Widyanti yang berhalangan hadir. Masih dalam pelajaran yang sama di tingkat SMP/MTS, Jatim juga merebut dua piala sekaligus: Juara harapan 2 (Tsania Nur Diana) dan juara harapan 3 (Zaky Fadli), masing-masing berasal dari SMPM 12 Sendang Agung, Paciran, Lamongan.

Tidak hanya itu, guru yang mewakili Jatim pun tidak ketinggalan mencapai prestasi maksimal. Dari kategori PTK, peraih juara I Erlin Widiana, guru dari SD Muhammadiyah 26 Surabaya. Dan untuk tingkat pengabdian guru terlama tingkat SD/MI, juara 1 dimenangkan oleh Rohillah (59) yang telah mengab­dikan hidupnya selama 40 tahun untuk mencerdaskan anak bangsa di SD Mu­hammadiyah 2 Sidoarjo. Masih dalam kategori yang sama untuk tingkat SMA/ MA/SMK, juara I diraih Joko Mulyono (64), yang mengabdikan 33 tahun seba­gai guru di guru SMAMDA Surabaya.

Ragam langkah inovasi memang hares dilakukan Muhammadiyah dalam mem­formulasikan pendidikannya sebagai wa­hana keilmuan modem sekaligus wahana mewariskan jati diri religiusitas, budaya, dan tradisi yang kokoh melawan serbuan informasi dan modernisasi. Bukankah pendidikan merupakan amal usaha utama persyarikatan Muhammadiyah yang sejak semula merupakan pilihan KH Ahmad Dahlan sebagai wahana perjuangan me­majukan bangsa?

No comments:

Post a Comment