Thursday, September 2, 2010

Regenerasi di Dua Ortom

Demokrasi Ala Matahari

Bersamaan dengan muktamar Muhammadiyah, di Yogyakarta juga ada dua muktamar lain: Aisyiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Sama dengan organisasi induknya, Aisyiyah muktamar ke-46, sementara IPM baru ke-17. Kedua muktamar itu juga berjalan lancar.

Yang membedakan muktamar Aisyiyah tahun ini dengan sebelumnya, hanyalah dalam tata cara memilih. Anggota Muktamar tidak memilih secara langsung 13 anggota PP Aisyiyah seperti digunakan Muhammadiyah. tetapi hanya memilih lima formatur. "Cara memilihnya dengan mencentang lima nama, tidak boleh kurang tidak boleh lebih," papar Ketua Panlih, Siti Aisyah MAg, di arena Muktamar, Universitas Ahmad Dahlan.

Tiap peserta yang memiliki hak suara diharuskan memilih 5 dari 40 nama calon tetap yang lolos dalam sidang Tan¬wir. Sebenarnya Aisyiyah juga meng¬gunakan angka 39 untuk menetapkan calon tetap, namun karena pada urutan terakhir terdapat dua nama yang memperoleh dukungan suara sama, maka jumlahnya menjadi 40. "Pengambilan keputusan yang bersifat kolegial tersebut dimaksudkan untuk mencari kepemimpinan yang kompak dan mampu mengelola organisasi dengan baik," kata Sekretaris Umum PP Aisyiyah 2005-2010, Trias Setiawati MSi.

Dra Siti Noordjannah Djohantini MM MSi mengumpulkan 1.291 suara. Di urutan selanjutnya Prof Siti Chamamah dengan 1094 suara, Prof Masyithoh (916), Dra Dyah Siti Nuraini (828), dan Dra Shoimah (557). Untuk melengkapi angka 13, anggota bare yang masuk adalah Dra Siti Aisyah MAg, Dra Numi Akma, Dra Trias Setiawati MSi, Prof Siti Muslimah Widiastuti, DR Atikah M. Zakki MARS, Rohimi Zamzan SPsi MPd, Hadiroh Ahmad SPd, dan Dra Susilahati MSi.

Setelah melalui rapat tertutup, Panlih mengumumkan ketua umum terpilih Dra Siti Noordjanah Djohantini MM MSi, dan sebagai sekretaris umum Dra Dyah Siti Nuraini. "Ketua Umum dan Sekretaris Umum tersebut dipilih secara aklamasi, tanpa voting," jelas Ketua Panlih.

Sementara di Gedung Dakwah PDM Bantul, tempat IPM bermuktamar, Slamet Nur Ahmad Effendy terpilih menjadi ketua umum periode 2010-2012, (7/7). Slamet berhasil meraih 226 suara, mengalahkan rivalnya Faliq Mubarok yang hanya meraih 190 suara. Dalam pe¬milihan di IPM, peraih suara terbanyak otomatis menjadi ketua umum.

Pemilihan ketua umum berlangsung dalam dua putaran. Putaran pertama diikuti tiga kandidat: Abdul Rachman Syah Putra Batubara, Slamet Nur Ahmad Effendy, dan Faliq Mubarok. Tetapi karena Bari tiga kandidat tidak ada yang meraih suara 50 persen plus, maka digelar pemungutan suara tahap kedua yang diikuti dua kandidat dengan suara terbanyak. Pada putaran pertama, jumlah surat suara yang masuk 615, sebanyak 117 suara memilih Abdul Rachman Syah Putra Batubara, 262 suara memilih Slamet Nur Ahmad Effendy, dan Faliq Mubarok 169 suara. Sisanya, adalah suara tidak sah.

Selain itu, dipilih pula anggota formatur yang terdiri dari Infa Wilindaya (PP IPM), Dzulfikar Ahmad Tawalla (Sulsel), Nasrullah (Sulsel), Shedek Rahman Bahta (PP IPM), Danik Eka R (Jatim), Dede Dwi Kumiasih (PP IPM), dan Agus Suroyo (PP IPM). [fifin, nafi', abidin, kholid]

No comments:

Post a Comment