Sunday, December 5, 2010

Muhammadiyah Sebagai Gerakan 'Ulama'

Oleh: Abdul Mu'ti
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Maka Perhimpoenan itoe ditentoekan boeat 29 tahoen lamanya moelai dari 18 November 1912. Namanya Perhimpoenan itoe "MOEHAMMADIJAH" dan tempatnya di Jogjakarta."

Demikian bunyi artikel 1 Statuten Reglement dan Extract der Besluit Muhammadiyah yang diterbitkan tahun 1912. Jika dikaitkan dengan Statuten tersebut. Muhammadiyah sekarang telah jauh melampaui 'life expectacy', harapan hidup. yang dicita-citakan para pendirinya. Kini, Muhammadiyah telah berusia lebih dari seratus tahun (Hijriyah), atau 98 tahun (Syamsiyah).

Dari segi usia, Muhammadiyah sudah lanjut. Analog dengan kehidupan manusia, Muhammadiyah memiliki empat ciri 'orang tua'. Pertama. memiliki pandangan, prinsip, sikap hidup dan karakter yang mapan, tidak mudah goyah. Muhammadiyah istiqamah, berpegang teguh dan konsisten memelihara Matan, Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH), Kepribadian, Pedoman Hidup Islami dan Khittah perjuangannya.

Kedua, bersikap arif-bijaksana, tidak meledak-ledak, tidak emosional, tidak grusa-grusu, tidak gugup, tidak gagap dan tidak gumunan dalam meyikapi berbagai persoalan. Berbekal pengalaman hidup, ilmu yang luas, dan kompetensi profesional yang dimiliki, Muhammadiyah mampu mengatasi berbagai permasalahan, menjawab segala rupa tantangan, memberi solusi realistis atas beraneka kesulitan hidup, dan memandu jalan menuiu kehidupan yang lebih bajik dan bijak.

Ketiga, memiliki keturunan, harta benda dan kekayaan yang lebih dari cukup sebagai buah dari kerja keras, hidup sederhana dan bersahaja. Semua itu merupakan prestasi yang membanggakan dan membahagiakan bagi diri sendiri, anak-cucu, karib-kerabat maupun masyarakat luas. Berbekal rekam jejak itu, Muhammadiyah layak disebut senior citizen, sesepuh atau empu yang bisa menjadi uswah, cermin dan teladan bagi organisasi lainnya.

Keempat, Muhammadiyah semakin romantis. Ini ditandai oleh kegemarannya bernostalgia tentang masa lalu. terutama masa-masa muda dan remaja. Akhir-akhir ini, di dalam tubuh Muhammadiyah sedang berkembang virus Sang Pencerah yang membangkitkan gairah kaum tua dan muda untuk terus bergerak. Romantisme ini bisa menjadi wahana rekreasi spiritual yang membuat seseorang tidak pernah menjadi tua. Kata pepatah Inggris: age is only a number, young is forever.

Karena itu, Muhammadiyah tetap menampilkan sosoknya sebagai 'Ulama': Usia Lanjut Masih Aktif. Berbeda dengan manusia berusia lanjut pada umumnya, Muhammadiyah tetap sehat wal afiat. segar bugar, fit dan fresh. Walau masih terdapat tanda-tanda mengidap penyakit '3L', namun masih relatif mudah disembuhkan. Pertama, lelet (lambat) sebagai akibat dari penurunan fungsi-fungsi syaraf motorik dan tubuh yang gendut. Tetapi, gejala ini mudah diatasi jika Muhammadiyah tetap aktif bergerak, banyak beraktivitas dan olah raga rutin.

Kedua, lalen (pelupa). Selain karena penurunan fungsi-fungsi memori, penyakit lalen juga disebabkan oleh banyaknya hal yang harus ditangani. Banyak amal usaha Muhammadiyah yang 'hilang' karena tidak tercatat dengan rapi. Paham Muhammadiyah mulai meluruh karena jarang melaksanakan pengajian dan pengkajian. Gejala penyakit ini bisa dihilangkan jika Muhammadiyah mulai mengaktifkan memori dengan memperbanyak pengajian dan pengkajian, menertibkan administrasi dan mendata dengan seksama aset-aset kekayaan yang dimiliki.

Ketiga, lola (sendiri, yatim, piatu). Pada umumnya orang tua hidup sendiri karena seluruh anak-cucunya sudah 'mentas' atau pasangan hidupnya meninggal dunia. Kegiatan, struktur dan anggota Muhammadiyah sebagian besar dilakukan oleh orang-orang tua. Di Muhammadiyah sangat sedikit anak-anak muda yang aktif mengikuti pengajian dan menggerakkan aktivitas organisasi. Banyak tokoh Muhammadiyah yang anak-cucunya tidak memahami, mewarisi dan mengurusi Muhammadiyah. Solusi penyakit lola dengan gejala degenerasi ini bisa ditangani melalui regenerasi. Sebaiknya para orang tua tidak mengaji sendiri, tetapi mengajak anak-cucunya untuk turut serta, termasuk untuk mengelola dan memimpin Muhammadiyah.


Kita patut bersyukur karena Muhammadiyah masih tetap, bahkan semakin eksis dengan gerakan amal usaha dan amal shalih yang bermanfaat. Kita salut dengan para tokoh Muhammadiyah yang tetap aktif di usianya yang lanjut. Pengabdian mereka sungguh luar biasa. Tetapi, dalam kehidupan yang serba cepat, Muhammadiyah perlu bergerak lebih gesit, tangkas dan trengginas. Agar penyakit degenerasi Muhammadiyah dapat segera teratasi. tidak ada alasan untuk menunda regenerasi.

No comments:

Post a Comment